Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia Yang Istimewa
Peringatan HARI LAHIRNYA KEMERDEKAAN RI di tahun 2017 ini, bagi PA Purwodadi terasa istimewa. Betapa tidak ? Bulan Agustus 2017 ini bertepatan dengan bulan hari jadi Mahkamah Agung RI yang ke-72 beriringan pula dengan bulan Dzulhijjah 1438 H sebagai bulan-bulan pengorbanan yang dapat memberi inspirasi bagi PA Purwodadi dalam usaha perubahan menuju yang terbaik.
Peringatan HARI LAHIRNYA KEMERDEKAAN RI di tahun 2017 ini, bagi PA Purwodadi terasa istimewa. Betapa tidak ? Bulan Agustus 2017 ini bertepatan dengan bulan hari jadi Mahkamah Agung RI yang ke-72 beriringan pula dengan bulan Dzulhijjah 1438 H sebagai bulan-bulan pengorbanan yang dapat memberi inspirasi bagi PA Purwodadi dalam usaha perubahan menuju yang terbaik.
KEMERDEKAAN adalah hak segala bangsa yang dalam istilah agama (Islam) dapat disilogismekan (dikiyaskan) dengan membebaskan diri dari segala pengabdian diri kepada selain Allah (Tuhan Yang Maha Esa) menuju kesatuan keyakinan (aqidah) dalam kedamaian yang rahmatan lil ‘alamin, abadi dunia akhirat. Dengan hidup rukun dan damai bergotong royong, tolong-menolong serta toleransi untuk memajukan negara dan bangsa adalah harapan dan rujukan Masyarakat Internasional. Dari pengalaman yang telah berlalu nampak berbagai macam cara untuk membenturkan antara umat dan agamanya untuk dapat menghilangkan kebersamaan dan “kerja bersama” baik dari aliran kiri maupun kanan sehingga memicu tumbuh suburnya radikalis yang akan merubah NKRI dan Bhineka Tunggal Ika sebagai harga mati. Oleh karena itu berdasar komitmen pemerintah untuk mengenang semangat juang para pahlawan yang telah mewakafkan diri untuk INDONESIA MERDEKA dengan tulus ikhlas berkorban jiwa raga demi Indonesia yang bersatu dan berdaulat.
Untuk memperingati hari lahirnya bangsa Indonsia Pengadilan Agama Purwodadi mengadakan serangkaian kegiatan baik sebelum maupun sesudahnya, baik mengikuti undangan dari Pemda yang telah terjadwal, dan dari Pengadilan Negeri maupun mengadakan kegiatan sendiri, upacara tujubelasan lomba olah raga tenis meja serta pembinaan mental dalam ajang shilaturrahmi atau anjangsana ke rumah-rumah pegawai/karyawan, bersamaan dengan pengajian Padang Ati.
Pesan-pesan kemerdekaan
Merdeka ..!, Merdeka ..! Merdeka ..! itulah pekikan semangat empatlima sembari mengangkat kepalan tangan dengan sekeras-kerasnya, mengingatkan masa kanak-kanak bersukaria mengikuti pekikan kemerdekaan tersebut dengan mengibarkan bendera merah putih kecil dari kertas minyak yang dilekatkan pada sebilah bambu berkeliling ke kampung-kampung dan desa. Begitu juga mengingatkan kembali kepada pidato heroik kepahlawanan bung Tomo di hadapan arek-arek Surabaya yang membangkitkan semangat empat lima tanggal sepuluh Nopember 45 dengan takbirnya Allahu Akbar ..!, Allahu Akbar ..!, Allahu Akbar ..!, Merdeka ..! ternyata pekik kemerdekaan yang dipadu dengan takbir membentuk “aura gelora” menggetarkan tubuh dan mendirikan bulu roma membentuk persatuan dan keberanian untuk maju ke dapan. Setelah prokalamasi kita masih ada tugas mempertahankan dan mengisi kemerdekaan serta menjaga api semangat juang kepahlwanan ini agar terus menyala. Sejak revolusi hingga pasca reformasi, sejak Sukarno sampai Joko Widodo, tidak boleh dibiarkan api ini redup apalagi padam, meski kena angin topan dan badai yang menghantam. Karena ini kekuatan dan jatidiri sebagai bangsa pejuang.
Semangat Perjuangan ini sangat diperlukan untuk mengantisipasi perpecahan yang akan muncul dan mengatasinya bila terjadi disebabkan ego dan kepentingan sepihak, baik berupa korupsi, gratifikasi maupuan persoalan lainnya. Dan semangat perjuangan tersebut akan nampak jelas dan kuat, dalam berbagai upaya bekerja bersama, bergotong royong dan ambil peran partisipatif dan kontributif. “Rumangsa melu handarbeni”, “rumangsa wajib hangrungkebi”, “mulat sarira hangrasa wani” dalam persaudaraan dan persatuan demi kejayaan bangsa dan negara. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari, terintegrasi dengan program-program pembangunan dalam ke-bhinekaan khususnya dalam kehidupan beragama dalam bingkai NKRI.
Sebagai bagian dari pengamalan nilai-nilai KEMERDEKAAN RI tersebut Pengadilan Agama Purwodadi mencanangkan program seperti tahun-tahun yang lalu dan diformat sedemikian rupa untuk memberi semangat perjuangan kepada seluruh karyawan dan pegawai serta para pejabatnya sebagai anak bangsa dapat menyatukan hati, pikiran dan tenaga untuk bersatu dan menjadikan persaudaraan sebagai jati diri bangsa yang santun, berjiwa gotong royong dan toleran serta menjadikan Indonesia bangsa yang adil, makmur bermartabat di mata Internasional yang diridlai Allah SWT.
Dalam kesempatan ini tidak boleh melupakan jasa-saja para pahlawan, para pemimpin dan pendahulu yang telah memegang teguh dan komitmen terhadap semangat KEMERDEKAAN RI, ideologi Pancasila dan UUD 1945 kita kenang untuk memberi semangat baru demi keselamatan dan kesejahteraan bangsa dan negara Indonesia di bawah naungan ridla Ilahi Rabbi.
Akhirnya semoga dengan dijadikan Hari lahirnya bangsa Indonesia dan Hari KEMERDEKAAN RI ini sebagai momentum untuk dapat merekatkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan menjauhkan bangsa dari perselisihan dan perpecahan menuju pembangunan negara dan bangsa yang beriman, bertaqwa, berakhlaq mulia, makmur, adil dan sejahtera, Baldatun Thoyyibatun wa Rabbun Ghafur.
Prosesi Pelaksanaan upacara :
Kamis tanggal 17 Agustus 2017 pukul 07.45 wib bertempat di Halaman Kantor Pengadilan Agama Purwodadi diselenggarakan Peringatan Hari Lahirnya KEMERDEKAAN RI. Upacara diikuti oleh para Hakim, Pejabat struktural maupun fungsional serta seluruh pegawai dilingkungan Pengadilan Agama Purwodadi. Bertindak selaku Inspektur Upacara adalah Ketua, Drs. H. Toha Mansyur, S.H. M.H. yang membacakan sambutan Gubernur Jateng H. Ginanjar Pranowo “Upacara” didahului dengan pengibaran bendera yang dilaksanakan oleh Mulyoso, SH. M. Ariyanto dan Dessy Ratna Shandra Dewi sedang komandan upacara adalah Sunarto, S.Sos. M.H. Acara dilanjutkan dengan pembacaan teks Undang-Undang Dasar 1945 oleh Anwar Fatoni, SH. Do’a dibacakan oleh Drs. H. Ma’mun Azhar, SH. MH. disusul dengan pemberian tanda penghargaan berupa Satya Lencana kepada Lima orang pegawai, mulai dari Drs. H. Toha Mansyur, S.H. M.H., Sunarto, S.Sos. M.H. Ali Choemaedi, SH. Ghufron, S.H.I (Az).